Jumat, 14 Mei 2010

Artis kelihatan celana dalamnya







Senin, 03 Mei 2010

Sang Istri Jagoan!!!


Terdapatlah sepasang suami istri yang punya kebiasaan unik, yaitu selalu menjadikan hal apapun sebagai perlombaan dan persaingan, namun herannya sampai saat inipun semua perlombaan tersebut selalu si istri yang memenangkannya..

Sampai suatu hari sang suami pergi ke dokter. Diapun menjelaskan segalanya dan tidak lupa meminta saran, “Kira-kira hal apa ya dok, yang bisa dilombakan tapi jelas-jelas saya yang akan memenangkannya??”.

Sang dokter sempat beberapa menit berpikir, tidak lama kemudian dia tampak mendapatkan ide cemerlang,

“Ahh, saya punya ide yang bagus, bagaimana kalau anda mengajak istri anda berlomba siapa yang bisa paling tinggi kencing di tembok?? karena secara logika wanita kalau kencing pasti jongkok kan, sementara kita kaum laki-laki berdiri, sudah pasti anda yang menang” katanya berseri-seri.

“Ah, brilian, benar-benar ide yang brilian. hahahaha, sekaranglah waktunya aku mengalahkan istriku itu” katanya dengan senyum penuh kemenangan.

Sesampainya di rumah, sang suami segera mengutarakan niatnya tadi, mengajak istrinya berlomba “Siapa kencing paling tinggi”.

Dengan mantap istrinya langsung menerima tantangan tersebut. tidak lama kemudian perlombaan aneh & mungkin dapat dikatakan tidak penting tersebut dimulai.

Sang istri mendapat kesempatan pertama untuk melakukannya, tidak sungkan-sungkan ia langsung saja menghadap tembok, membuka roknya dan berjongkok, lalu “seeerr, seeeer, seerrr”. setelah dihitung secara teliti kencing sang istri mencatatkan 10 centimeter tinggi tembok diatas tanah.

Sang suami pun cengar-cengir merasa kemenangan akan diraihnya. lalu tibalah gilirannya, tanpa ragu-ragu langsung ia berdiri didepan tembok yang sama, kemudian membuka restleting celananya & bersiap untuk mengucurkan “kencing kemenangannya”, namun sepersekian sebelum ia mengeluarkannya sang istri berteriak dengan cepat dan lantang, “eiiiiitsss, tangannya gak boleh ikut-ikutan megang dong, kan aku tadi gak pake tangan”.

Otomatis kencing sang suami pun malah tidak semilipun mengenai tembok didepannya.

Wew, kalah lagi deh.. hehe..



sampe sekarang masih kepikiran teruss tuh si suaminya..
ada yg bisa bantuuuu?? hihi.. ;p

Rabu, 28 April 2010

Sisakan sedikit waktu untuk "Keheningan"

Kisah Tukang Kayu
Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu
adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali
arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-teman pekerja yang lain
juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut
dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati
tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu
si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma
seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu. “Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu. “Saya hanya duduk secara tenang di lantai.
Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.
” Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam ‘kesibukan dan kegaduhan’. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.”